DbClix
SentraClix

Sunday, March 21, 2010

Asal Asul Perayaan Ceng Beng 清 明 節

Kita setiap orang tentu mengetahui bahwa diri sendiri dilahirkan oleh ayah & ibu (orang tua). Tapi di antara sekian banyak orang tua, siapa pula yang melahirkan mereka? Kemudian, ayah ibu orang-orang Tionghoa, siapakah yang melahirkan mereka? Ini adalah pertanyaan tentang asal-usul bangsa Tionghoa.

Pada waktu 清明節 Qing Ming Jie – Hari Raya Ceng Beng (biasanya jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahun), adalah waktu membersihkan makam/kuburan, adalah saat orang Tionghoa sembahyang kepada leluhur (kakek-nenek atau orangtua, dsb) yang telah meninggal dunia & mengenang jasa-jasa leluhur. Hal ini bukanlah tahayul, tetapi adalah menyatakan rasa hormat yang tinggi kepada leluhur, berarti kita tidak melupakan asal-usul kita, dengan kata lain kita tidak melupakan dari mana kita berasal.


Hari Raya Qing Ming {Hok Kian = Ceng Beng} adalah Hari Raya Membersihkan Kuburan, juga disebut Hari Raya Musik, adalah suatu hari yang mengandung makna yang amat mendalam.

2 huruf 清明 Qing Ming ini, artinya adalah langit terang dengan cuaca cerah, dimana siang hari lebih panjang daripada malam hari, suasana musim semi tampak di mana-mana, bunga-bunga bermekaran, tumbuh-tumbuhan & makhluk hidup terasa bersih, segar & sejuk. Cuaca bersih, pemandangan terang, sehingga disebut Hari Raya Qing Ming (arti harfiah = bersih & terang).

Ceng Beng adalah hari ke-5 dari 24 Jie Qi, adalah musim di mana petani menabur benih & menanam bunga. Sebelum mulai bercocok tanam, para petani terlebih dulu sembahyang kepada leluhur, berterima kasih kepada leluhur yang telah memberikan sawah ladang, kehidupan, harta benda (warisan), budi kebajikan, dll. Ini adalah suatu hal yang amat bermakna. Maka hari ini disebut juga sebagai 思親節 Si Qin Jie (baca: Se Chin Cie), yaitu Hari Raya Mengenang Leluhur.

Zaman dulu pada waktu hari raya Ceng Beng ini, nasi, sayur & buah-buahan yang telah disembahyangkan kepada leluhur, dibagikan kepada anak gembala, anak orang miskin, atau fakir miskin yang ada di sekitar kuburan. Hal ini menyatakan bahwa budi kebajikan leluhur juga dibagikan untuk dapat dinikmati orang lain.

Suku bangsa Tionghoa disebut 中華民族 Zhong Hua Min Zu {Hok Kian = Tiong Hoa Bin Cu}. Nenek moyang yang pertama bangsa Tiong Hoa adalah 軒轅黃帝 Xuan Yuan Huang Di (baca: Sien Yen Huang Ti). Menurut legenda, Xuan Yuan Huang Di lahir pada tanggal 5 bulan 4 tahun 4608 Sebelum Masehi. Pada waktu itu, di sekitar daerah aliran Sungai Huang He {Huang Ho}, ada sangat banyak suku bangsa. Semua suku saling menyerang, sehingga rakyat tidak bisa melewati kehidupan yang aman & damai.

Pada waktu Xuan Yuan Huang Di & Chi You (salah satu pemimpin suku bangsa yang kejam & bengis) berperang, pasukan Huang Di menyerang sampai ke Zhang He, mendapat perlawanan sengit dari Chi You & pasukannya, sehingga tidak bisa melewati Zhang He. Lalu Xuan Yuan Huang Di mengundang ahli music Ling Lun untuk mengarang 渡漳之歌 “Lagu Melewati Zhang” untuk dinyanyikan seluruh pasukan.

Akhirnya dalam suara nyanyian & alunan musik yang gagah & berwibawa, Xuan Yuan Huang Di & pasukannya berhasil melewati Zhang He, & menaklukan Chi You. Dari hal ini dapat diketahui, bahwa musik bukan saja dapat menghibur diri, juga dapat mendatangkan kemenangan.Setelah Xuan Yuan Huang Di menaklukkan Chi You yang kejam & bengis, mempersatukan seluruh negara, lalu mendirikan negara baru & memperbaiki taraf kehidupan rakyat dalam suasana yang aman & damai.

Setelah memindahkan ibukota ke Nan Jing, pemerintahan Tiongkok menetapkan Ceng Beng sebagai Hari Raya Membersihkan Makam Bangsa Tionghoa, menyatakan bahwa seluruh rakyat Tiongkok selamanya tidak melupakan nenek moyang pertama pendiri negara, Xuan Yuan Huang Di.

Pada waktu perang anti Jepang (1937 – 1945), pemerintah Tiongkok menetapkan 5 April sebagai Hari Raya Musik, juga untuk memperingati persembahan karya musik agung yang diciptakan pada masa Xuan Yuan Huang Di.

Related Post :

0 comments: