DbClix
SentraClix

Friday, July 17, 2009

Kesadaran Hidup : Pilihan

Kita tidak bisa memilih orang tua, keluarga dan tempat kelahiran, namun kita mesti menentukan universitas mana yang kita inginkan, fakultas dan pekerjaan apa yang kita inginkan, serta kawin dengan siapa dll. Beberapa pilihan pokok ini adalah menetapkan secara garis besar arah atau tujuan hidup kita. Menentukan langkah selanjutnya dari langkah pertama, lalu langkah selanjutnya menentukan lagi langkah berikutnya.

Jika dalam sebuah proses tertentu ada sedikit perubahan, maka jalan hidup kita pasti akan mengalami perubahan secara drastis saat itu. Pernah mengeluh atas kekikiran Tuhan, mengapa setiap kali hal yang penting hanya memberi saya satu kesempatan untuk memilih? Juga pernah terbayang, meskipun hanya satu langkah, jika saya memilih dengan pilihan yang tidak sama pada kehidupan sekarang, maka perubahan apa yang akan terjadi dalam perjalanan hidup saya?
Kini, akhirnya saya mengerti bahwa pilihan yang berkali-kali itu sesungguhnya telah ditentukan pada kehidupan dahulu, bukannya berada dalam genggaman saya pada kehidupan sekarang. Coba renungkan, mengapa di saat itu kita hanya memiliki setitik peluang pilihan yang terbatas, lagi pula pada sebuah waktu yang terbatas demikian mesti melakukan pilihan? Mengapa pada detik itu, mengenal dirinya dalam sebuah pertemuan yang tak habis dipahami? Mengapa ada yang kelihatan selalu bernasib baik berkali-kali, dan ada yang malah selalu gagal? Semua ini bukan kebetulan. Yang dinamakan pilihan pada kehidupan sekarang tidak lain hanya sebuah proses yang ditentukan oleh nasib saja.
Anda akan bertanya, kalau begitu, “Apakah benar ada Tuhan yang mengatur semua ini?” Jawaban saya adalah pasti.
Anda bertanya lagi: ”Apakah kita benar-benar tidak berdaya menghadapi nasib yang telah ditentukan?” Jawaban saya adalah tidak.
Sesungguhnya, setiap orang, setiap saat dan detik, sedang menentukan masa depan sendiri. Tidak peduli apakah Anda bisa melihatnya atau tidak, segala perbuatan dan perilaku setiap orang pasti dicatat oleh Tuhan dalam sebuah buku yang tebal-tebal. Yang pernah diucapkan dan dilakukan, tidak peduli apakah Anda mengakuinya atau tidak, catatan itu tidak bisa Anda hapus atau ubah. Misalnya, di hadapan kepentingan, Anda dapat memilih melepaskan, juga bisa memilih mendapatkannya dengan kekerasan. Saat menghadapi kontradiksi, Anda bisa mengalah dengan diam-diam, juga bisa mengambilnya secara paksa, bahkan kalau perlu menghantam habis-habisan. Dalam pergaulan, Anda bisa memilih untuk bersikap tulus dan baik, bisa juga memilih kekerasan dan tindakan tidak terpuji; pilihan yang demikian benar-benar banyak sekali, terjadi setiap saat dan detik dalam kehidupan kita sehari-hari.
Orang yang berbeda bisa melakukan pilihan yang tidak sama, namun satu hal yang pasti, adalah memilih yang baik, Anda akan mendapatkan balasan berkah dan keselamatan, nasib yang baik akan datang tiba-tiba. Jika banyak berbuat baik, berkahnya akan dibalas pada keturunanmu, sehingga pada kehidupan yang akan datang masih bisa menikmatinya. Memilih yang jahat, Anda akan mendapatkan hukuman dalam bentuk yang tidak sama, kemungkinan besar pada suatu hari dan suatu saat di kehidupan sekarang; terlalu banyak berbuat jahat, akan mendatangkan bencana pada anak cucu, jika tidak cukup untuk membayar pada kehidupan sekarang, setelah meninggal mesti meneruskan pembayarannya. Meskipun tidak dimasukkan ke neraka, kehidupan yang akan datang akan menderita dan sengsara, atau reinkarnasi menjadi kuda, sapi, ditindas oleh siapa saja.
Karena itu, kesejahteraan dalam hidup tidak bisa didapat dengan cara bergantung pada harapan, juga bukan diperoleh dengan cara mengandalkan perhitungan cermat, melainkan ditentukan oleh tindakan kita setiap hari. Coba dihayati sejenak dengan seksama, Sang Maha Kuasa yang welas asih telah memberikan kesempatan yang tak terhitung banyaknya kepada kita untuk memilih, pilihan-pilihan ini ada yang besar dan kecil. Besarnya melihat pandangan Anda terhadap satu hal penting yang terjadi di dunia, adalah simpati, baik hati, mendukung keadilan? Atau mencelakakan orang yang sudah dalam keadaan gawat, membantu orang lalim berbuat jahat? Pilihan ini bahkan tidak membutuhkan Anda untuk mengambil tindakan apa pun, hanya sepatah kata, sebuah pandangan cukup untuk menetapkan posisi Anda. Sedangkan kecilnya, bagaimana sikap pergaulan kita sehari-hari dengan orang di sekitar, apakah tulus atau intrik? Apakah toleran dan pemaaf atau memperhitungkan untung rugi.
Karena itu, jangan berkata lagi, menghadapi nasib kita tidak berdaya, juga jangan menyalahkan yang lain dalam bencana yang menimpa kita, sesungguhnya nasib itu berada di dalam genggaman tangan Anda sendiri. Harus percaya dengan keadilan dan welas asih yang Maha kuasa, Ia pasti tidak akan memperlakukan dengan tidak adil terhadap seseorang yang baik, juga tidak akan melepaskan seseorang yang jahat dengan begitu saja. Selain itu, harus bisa belajar sabar. Baik itu balasan baik atau buruk, semua itu mesti menunggu sebuah kesempatan yang tepat. Saudara sekalian, demi kebahagiaan esok hari, berhati-hatilah memperlakukan setiap pilihan.

(Artikel Mei Yu, Mingxin.net, www.xinsheng.net)*

Related Post :

0 comments: