Suatu malam seorang eksekutif disibukkan ulah puteranya yang berusia tujuh tahun yang memaksanya untuk memperhatikannya hingga akhirnya sang ayah tak bisa mengelak lagi dan menghentikan pekerjaanya sejenak untuk memperhatikan anaknya.
Sang anakpun melanjutkan perkataannya : “Ayah, mana yang Ayah lebih sukai, menjadi Batman atau Superman ?” Sang ayah dengan tidak sabaran langsung menjawab : “Tidak tau deh, mungkin lebih enak jadi Superman ya ?” seraya mencoba kembali ke pekerjannya.
Sang putera yg masih tak puas bertanya lagi, “Ayah tak bertanya siapa pilihanku?”
“Baiklah, kalau kamu lebih suka menjadi yang mana, Superman atau Batman?”, “Batman”, spontan jawab puteranya. Oke, Ayah menjadi Superman dan kamu menjadi Batman, bagaimana ?”
“Tapi, apakah Ayah tak ingin tahu kenapa saya lebih suka menjadi Batman?” Akhirnya sang Ayah bertanya lagi: “Oke..oke.. mengapa kamu lebih suka menjadi Batman ketimbang Superman ?” Si anak ini menjawab dgn penuh harap: “Karena Batman punya seorang teman”.
Kali ini sang ayah benar2 berhenti dari kesibukannya dan bertanya agak serius: “Memangnya, memiliki seorang teman itu sedemikian penting artinya buat kamu ya?” Dan sang anakpun menjawab dgn mata bersinar: “Iya, Ayah”.
Kebutuhan akan persahabatan itu ada pada kita semua, setiap kita menginginkan seseorang yang dapat kita sebut sebagai “sahabat”.
Sang anakpun melanjutkan perkataannya : “Ayah, mana yang Ayah lebih sukai, menjadi Batman atau Superman ?” Sang ayah dengan tidak sabaran langsung menjawab : “Tidak tau deh, mungkin lebih enak jadi Superman ya ?” seraya mencoba kembali ke pekerjannya.
Sang putera yg masih tak puas bertanya lagi, “Ayah tak bertanya siapa pilihanku?”
“Baiklah, kalau kamu lebih suka menjadi yang mana, Superman atau Batman?”, “Batman”, spontan jawab puteranya. Oke, Ayah menjadi Superman dan kamu menjadi Batman, bagaimana ?”
“Tapi, apakah Ayah tak ingin tahu kenapa saya lebih suka menjadi Batman?” Akhirnya sang Ayah bertanya lagi: “Oke..oke.. mengapa kamu lebih suka menjadi Batman ketimbang Superman ?” Si anak ini menjawab dgn penuh harap: “Karena Batman punya seorang teman”.
Kali ini sang ayah benar2 berhenti dari kesibukannya dan bertanya agak serius: “Memangnya, memiliki seorang teman itu sedemikian penting artinya buat kamu ya?” Dan sang anakpun menjawab dgn mata bersinar: “Iya, Ayah”.
Kebutuhan akan persahabatan itu ada pada kita semua, setiap kita menginginkan seseorang yang dapat kita sebut sebagai “sahabat”.
Related Post :
Reflection
- Mama Tercinta
- Jangan Benci Aku, Mama !
- 10 Hal Yang Membahagiakan Bagi Para Orang Tua
- Kura-Kura Membalas Budi
- Menyadarkan Anak Yang Durhaka
- Kisah Seorang Kakek Tua
- Bunda Tolong Mandikan Aku Sekali Lagi !
- Kisah Seorang Kakek
- Menggugat Karma Buruk Seorang Bocah Malang
- Aliang dan Semangkuk Mie Kuah
- 2012 - FILM ATAU FAKTA ?
- Kisah Dokter Yang Luar Biasa
- Kisah Nyata : Jangan “Ngambek” Berkepanjangan
- Cinta Kasih dan Kesalah-Pahaman Manusia Selama ini
- Mom is The Great One in Our Life ( 世 上 只 有 妈 妈 好 )
- Ember Bocor yang Merasa Sedih
- Tak Harap Kembali
- Kasih dan Cinta Mengalahkan Semuanya
- Gifts From The Heart for Women : Anne
- Jangan Pernah Menukar Kebahagiaan dengan Kemewahan
- Konfusius : Kesombongan VS Kebajikan
- Semakin Banyak Memberi, Semakin Banyak Menerima
- Hadapi Dengan Tulus
- Buku Harian Sang Pramugrari yang Mengharukan
- Cerita Tentang Katak
0 comments:
Post a Comment