Tidur siang pada anak-anak ternyata tak cuma bermanfaat terhadap kebugaran saja. Penelitian menunjukkan anak yang jarang tidur siang cenderung bermasalah dalam menjalankan fungsi psikososialnya. Hal itu merupakan kesimpulan dari peneliti yang dipresentasikan dalam SLEEP 2009, pertemuan tahunan dari Associated Professional Sleep Societies yang berlangsung di Seattle, AS, pekan lalu.
Psikososial bisa didefinisikan sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sosial. Kejiwaan tentu saja berasal dari dalam diri, sedangkan aspek sosial berasal dari luar. Kedua aspek ini sangat berpengaruh dalam masa pertumbuhan anak.
Dalam penelitiannya, para ahli dari Pennsylvania State University meneliti dampak dari tidur siang pada 62 anak, di mana 23 persennya jarang tidur siang.
Secara umum waktu tidur dua kelompok ini dalam 24 jam memang tidak banyak berbeda, tetapi uji perilaku yang dilakukan menunjukkan anak yang jarang tidur siang lebih banyak yang mengalami gangguan perilaku seperti hiperaktif dan depresi.
"Hasil dari studi ini adalah adanya hubungan antara dua hal. Kami tidak bisa membuat kesimpulan sebab akibat. Jadi tidak bisa dikatakan anak yang hiperaktif dan sulit diatur disebabkan karena mereka tidak tidur siang. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan," kata Dr.Brian Crosby, salah seorang peneliti.
Meski demikian, Crosby mengungkapkan bahwa tidur siang sangat penting pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sayangnya, kebanyakan anak berusia di atas 4 tahun mulai jarang tidur siang.
Kurangnya waktu tidur siang anak disebabkan karena berbagai hal, seperti padatnya aktivitas anak sepulang sekolah atau memang dilarang orangtuanya karena banyak anak yang tidur siang justru sulit tidur di waktu malam.
KOMPAS.com
Psikososial bisa didefinisikan sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sosial. Kejiwaan tentu saja berasal dari dalam diri, sedangkan aspek sosial berasal dari luar. Kedua aspek ini sangat berpengaruh dalam masa pertumbuhan anak.
Dalam penelitiannya, para ahli dari Pennsylvania State University meneliti dampak dari tidur siang pada 62 anak, di mana 23 persennya jarang tidur siang.
Secara umum waktu tidur dua kelompok ini dalam 24 jam memang tidak banyak berbeda, tetapi uji perilaku yang dilakukan menunjukkan anak yang jarang tidur siang lebih banyak yang mengalami gangguan perilaku seperti hiperaktif dan depresi.
"Hasil dari studi ini adalah adanya hubungan antara dua hal. Kami tidak bisa membuat kesimpulan sebab akibat. Jadi tidak bisa dikatakan anak yang hiperaktif dan sulit diatur disebabkan karena mereka tidak tidur siang. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan," kata Dr.Brian Crosby, salah seorang peneliti.
Meski demikian, Crosby mengungkapkan bahwa tidur siang sangat penting pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sayangnya, kebanyakan anak berusia di atas 4 tahun mulai jarang tidur siang.
Kurangnya waktu tidur siang anak disebabkan karena berbagai hal, seperti padatnya aktivitas anak sepulang sekolah atau memang dilarang orangtuanya karena banyak anak yang tidur siang justru sulit tidur di waktu malam.
KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment