Sebagaimana sudah menjadi sifat manusia, kita semuanya cenderung menyalahkan orang lain untuk kekurangan-kekurangan atau kemalangan-kemalangan kita sendiri. Pernahkah Anda berpikir untuk sekejap, bahwa mungkin Anda sendiri yang bertanggung jawab atas persoalan-persoalan Anda ?
Kesedihan-kesedihan dan kesengsaraan-kesengsaraan Anda bukanlah disebabkan kutukan keluarga yang turun menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Juga bukan disebabkan karma masa lalu yang dibuat oleh nenek moyang yang bangkit dari kubur untuk menghantui Anda. Juga kesedihan dan kesengsaraan Anda bukan diciptakan oleh dewa atau mara. Kesedihan Anda disebabkan Anda sendiri. Kesedihan Anda adalah akibat dari perbuatan Anda sendiri. Anda adalah penghukum diri Anda. Anda adalah pembebas diri Anda sendiri.
Anda harus belajar memikul tanggung jawab kehidupan Anda dan mengakui kelemahan Anda sendiri, tanpa menyalahkan atau mengganggu orang-orang lain. Ingatlah pepatah lama :
“Orang yang tidak beradab selalu menyalahkan orang lain; orang yang setengah beradab menyalahkan diri sendiri dan orang yang betul-betul beradab tidak menyalahkan siapa-siapa.”
Sebagai manusia beradab, Anda harus belajar, memecahkan persoalan Anda sendiri tanpa menyalahkan orang lain. Bila setiap orang mencoba memperbaiki dirinya sendiri, tidak akan ada persoalan di dunia ini. Tetapi banyak orang tidak berusaha untuk menyadari bahwa mereka sendirilah yang bertanggung jawab atas banyak kesusahan-kesusahan yang menimpa mereka. Mereka lebih suka mencari kambing hitam. Mereka melihat di luar diri merekalah sumber kesusahan-kesusahan itu, karena mereka enggan mengakui kelemahan-kelemahan diri sendiri.
Pikiran manusia penuh dengan penipuan pada diri sendiri, sehingga tidak mau mengakui kelemahannya sendiri. Dia akan coba mencari alasan-alasan untuk membenarkan tindakannya dan menciptakan khayalan bahwa dia tidak bersalah. Bila manusia benar-benar mau bebas, dia harus mempunyai keberanian untuk mengakui kelemahannya sendiri.
Buddha Mengatakan :
“Adalah mudah untuk melihat kesalahan-kesalahan orang lain tetapi sukar untuk melihat kesalahan diri sendiri.”
Akuilah kelemahan Anda sendiri, jangan salahkan orang lain, Anda harus menyadari, bahwa Andalah yang bertanggung jawab atas kesengsaraan-kesengsaraan dan kesulitan-kesulitan yang menimpa Anda. Anda harus mengerti bahwa cara Anda berpikir juga menciptakan kondisi-kondisi yang menimbulkan kesulitan bagi Anda Anda harus menyadari bahwa pada setiap waktu, Andalah yang bertanggung jawab atas apa saja yang menimpa Anda.
“Tidak ada yang salah dengan dunia ini, tetapi ada sesuatu yang salah dalam diri kita.”
Andalah Yang Bertanggung Jawab Atas Hubungan Anda Dengan Orang Lain.
Ingatlah bahwa apapun yang terjadi, Anda tidak akan merasakannya sebagai penderitaan, bila Anda tahu bagaimana menjaga keseimbangan pikiran, Anda hanya akan menderita oleh sikap mental yang salah yang Anda pakai terhadap diri Anda dan terhadap orang-orang lain. Bila Anda bersikap kasih terhadap orang lain, Anda akan menerima kasih sebagai balasannya. Bila Anda menunjukkan rasa benci, Anda pasti tidak akan menerima kasih sebagai balasannya. Seseorang yang marah mengeluarkan racun dan dia lebih menderita dari pada orang lain.
Setiap orang yang bijaksana tidak marah oleh kemarahan, ia tidak akan menderita. Ingatlah bahwa tidak ada yang dapat ”melukai” Anda. Bila orang lain memarahi dan memaki Anda, tetapi Anda mengikuti Dhamma (kebenaran) maka Dhamma akan melindungi Anda terhadap serangan-serangan yang tidak adil.
Anda harus mengembangkan keberanian untuk mengakui bila Anda menjadi korban kelemahan diri Anda. Anda harus mengakui bila Anda bersalah. Janganlah ikuti orang yang tidak beradab yang selalu menyalahkan orang lain. Janganlah memakai orang lain sebagai kambing hitam. Anda ini sangat hina. Ingatlah bahwa Anda mungkin membodoh-bodohi beberapa orang untuk beberapa waktu tetapi tidak semua orang untuk sepanjang waktu.
Buddha mengatakan :
”Orang bodoh yang tidak mengakui dia bodoh, adalah benar-benar bodoh. Dan orang bodoh yang mengakui dia bodoh, adalah bijaksana dalam hal ini.”
”Siapa yang menyakiti orang yang baik (yang tidak menyakiti orang lain), yang bersih dan tidak bersalah, terhadap si”bodoh” itu kejahatan akan berbalik kepadanya seperti debu halus yang dilemparkan melawan angin.”
Bila Anda membiarkan orang-orang lain memenuhi keinginan-keinginannya untuk ”melukai” Anda, Andalah yang bertanggung jawab.
Sumber : Buku ” Your Are Responsible” Sri Dhammananda
Kesedihan-kesedihan dan kesengsaraan-kesengsaraan Anda bukanlah disebabkan kutukan keluarga yang turun menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Juga bukan disebabkan karma masa lalu yang dibuat oleh nenek moyang yang bangkit dari kubur untuk menghantui Anda. Juga kesedihan dan kesengsaraan Anda bukan diciptakan oleh dewa atau mara. Kesedihan Anda disebabkan Anda sendiri. Kesedihan Anda adalah akibat dari perbuatan Anda sendiri. Anda adalah penghukum diri Anda. Anda adalah pembebas diri Anda sendiri.
Anda harus belajar memikul tanggung jawab kehidupan Anda dan mengakui kelemahan Anda sendiri, tanpa menyalahkan atau mengganggu orang-orang lain. Ingatlah pepatah lama :
“Orang yang tidak beradab selalu menyalahkan orang lain; orang yang setengah beradab menyalahkan diri sendiri dan orang yang betul-betul beradab tidak menyalahkan siapa-siapa.”
Sebagai manusia beradab, Anda harus belajar, memecahkan persoalan Anda sendiri tanpa menyalahkan orang lain. Bila setiap orang mencoba memperbaiki dirinya sendiri, tidak akan ada persoalan di dunia ini. Tetapi banyak orang tidak berusaha untuk menyadari bahwa mereka sendirilah yang bertanggung jawab atas banyak kesusahan-kesusahan yang menimpa mereka. Mereka lebih suka mencari kambing hitam. Mereka melihat di luar diri merekalah sumber kesusahan-kesusahan itu, karena mereka enggan mengakui kelemahan-kelemahan diri sendiri.
Pikiran manusia penuh dengan penipuan pada diri sendiri, sehingga tidak mau mengakui kelemahannya sendiri. Dia akan coba mencari alasan-alasan untuk membenarkan tindakannya dan menciptakan khayalan bahwa dia tidak bersalah. Bila manusia benar-benar mau bebas, dia harus mempunyai keberanian untuk mengakui kelemahannya sendiri.
Buddha Mengatakan :
“Adalah mudah untuk melihat kesalahan-kesalahan orang lain tetapi sukar untuk melihat kesalahan diri sendiri.”
Akuilah kelemahan Anda sendiri, jangan salahkan orang lain, Anda harus menyadari, bahwa Andalah yang bertanggung jawab atas kesengsaraan-kesengsaraan dan kesulitan-kesulitan yang menimpa Anda. Anda harus mengerti bahwa cara Anda berpikir juga menciptakan kondisi-kondisi yang menimbulkan kesulitan bagi Anda Anda harus menyadari bahwa pada setiap waktu, Andalah yang bertanggung jawab atas apa saja yang menimpa Anda.
“Tidak ada yang salah dengan dunia ini, tetapi ada sesuatu yang salah dalam diri kita.”
Andalah Yang Bertanggung Jawab Atas Hubungan Anda Dengan Orang Lain.
Ingatlah bahwa apapun yang terjadi, Anda tidak akan merasakannya sebagai penderitaan, bila Anda tahu bagaimana menjaga keseimbangan pikiran, Anda hanya akan menderita oleh sikap mental yang salah yang Anda pakai terhadap diri Anda dan terhadap orang-orang lain. Bila Anda bersikap kasih terhadap orang lain, Anda akan menerima kasih sebagai balasannya. Bila Anda menunjukkan rasa benci, Anda pasti tidak akan menerima kasih sebagai balasannya. Seseorang yang marah mengeluarkan racun dan dia lebih menderita dari pada orang lain.
Setiap orang yang bijaksana tidak marah oleh kemarahan, ia tidak akan menderita. Ingatlah bahwa tidak ada yang dapat ”melukai” Anda. Bila orang lain memarahi dan memaki Anda, tetapi Anda mengikuti Dhamma (kebenaran) maka Dhamma akan melindungi Anda terhadap serangan-serangan yang tidak adil.
Anda harus mengembangkan keberanian untuk mengakui bila Anda menjadi korban kelemahan diri Anda. Anda harus mengakui bila Anda bersalah. Janganlah ikuti orang yang tidak beradab yang selalu menyalahkan orang lain. Janganlah memakai orang lain sebagai kambing hitam. Anda ini sangat hina. Ingatlah bahwa Anda mungkin membodoh-bodohi beberapa orang untuk beberapa waktu tetapi tidak semua orang untuk sepanjang waktu.
Buddha mengatakan :
”Orang bodoh yang tidak mengakui dia bodoh, adalah benar-benar bodoh. Dan orang bodoh yang mengakui dia bodoh, adalah bijaksana dalam hal ini.”
”Siapa yang menyakiti orang yang baik (yang tidak menyakiti orang lain), yang bersih dan tidak bersalah, terhadap si”bodoh” itu kejahatan akan berbalik kepadanya seperti debu halus yang dilemparkan melawan angin.”
Bila Anda membiarkan orang-orang lain memenuhi keinginan-keinginannya untuk ”melukai” Anda, Andalah yang bertanggung jawab.
Sumber : Buku ” Your Are Responsible” Sri Dhammananda
0 comments:
Post a Comment