Ilmu bela diri Tiongkok (disebut juga Wushu) berakar pada kebudayaan Tradisional Tiongkok kuno dan mempunyai kandungan nilai yang mendalam. Ia mulanya berasal dari aliran Tao dan ada kaitannya dengan kultivasi(peningkatan bathin). Selain meningkatkan moralitas dan keterampilan artistik, juga menyehatkan tubuh, melindungi diri dan mencegah kekerasan, oleh karenanya huruf Tionghoa “WU” yang berarti “bela diri” terdiri dari dua karakter: “stop” dan “tombak”.
Dalam sejarah Tiongkok kuno, Wushu mulai ada sejak 4000 tahun yang lalu dalam bentuk mirip gulat, contohnya pada legenda kuno “Kaisar Kuning Melawan Chi You”. Semasa Periode Warring (475 – 221 SM), keahlian pedang berkembang. Pada masa Dinasti Han dan Dinasti Tang, nilai yang lebih artistik diperkenalkan dalam ilmu pedang. Contohnya, “Tiga Keajaiban Kaisar Dinasti Tang Besar” yang diungkapkan dalam sajak pujangga terkenal Li Bai, ilmu pedang Pie Min, dan kaligrafi Zhang Xu. Ini menunjukkan bahwa pada masa itu, ilmu pedang mencapai masa keemasannya dalam sejarah Tiongkok kuno bersamaaan populernya bentuk sajak tersebut.
Setelah era dinasti Song dan Yuan, master Taoisme bernama Zhang Sanfeng memperkenalkan Tai Chi. Selanjutnya semasa dinasti Ming dan Qing, telapak Bagua (8 trigram) dan Tinju Xingyi(gaya bebas) tersebar dalam komunitas kultivasi, sedangkan di kalangan rakyat juga muncul dan berkembang tinju Waijia(faksi eksternal) yang gerakannya indah, lentur dan lincah , seperti gaya bunga, gaya tinju panjang, gaya tangan kosong, gaya jungkir balik, gaya cangcorang dan lain-lain, semua berupa teknik Wushu yang berbeda corak. Ilmu bela diri Shaolin yang tersohor dibagi menjadi dua aliran: Aliran Utara dan Aliran Selatan, yang membentuk karakteristik tinju selatan dan tungkai utara.
Selama proses muncul dan perkembangannya, Wushu terbagi menjadi 2 kategori:
Tinju Neijia (Faksi internal) yang menekankan pada kultivasi pribadi. Bentuknya adalah : Tai Chi, Ba Gua, Xing Yi, dll.
Tinju Waijia (Faksi eksternal) yang menekankan pada pelatihan eksternal. Mensyaratkan transformasi bertahap dari pelatihan luar dan kultivasi pribadi untuk mencapai penyatuan jiwa raga. Bentuknya berupa: Hua (gaya bunga), Pao (bedil), Hong (besar), Tinju aliran Selatan, Shaolin, Tong Bi (tangan kosong), Tanglang (cangcorang), Fanzi (jungkir balik) dan Baji (8 jurus), dll.
Tak peduli baik itu Neijia ataupun Waijia, Wushu Tiongkok kuno terdapat berbagai senjata yang dipergunakan, misalnya pisau, tombak, pedang, kapak, pengait dan garpu tusuk, yang semuanya disebut “alat-alat Wushu”.
Berbicara tentang tradisi Wushu Tiongkok, ia meliputi kultivasi karakter moral, apresiasi seni, kesehatan fisik dan ketahanan tubuh. Ia mempunyai arti mendalam pada segi teknik gerakan dan keterampilan seni. Oleh karenanya, Wushu adalah salah satu bagian penting yang diwariskan Dewa kepada manusia dalam kebudayaan luhur Tiongkok.
Sumber: http://www.zhengjian.org/zj/articles/2009/4/12/58903.html
Dalam sejarah Tiongkok kuno, Wushu mulai ada sejak 4000 tahun yang lalu dalam bentuk mirip gulat, contohnya pada legenda kuno “Kaisar Kuning Melawan Chi You”. Semasa Periode Warring (475 – 221 SM), keahlian pedang berkembang. Pada masa Dinasti Han dan Dinasti Tang, nilai yang lebih artistik diperkenalkan dalam ilmu pedang. Contohnya, “Tiga Keajaiban Kaisar Dinasti Tang Besar” yang diungkapkan dalam sajak pujangga terkenal Li Bai, ilmu pedang Pie Min, dan kaligrafi Zhang Xu. Ini menunjukkan bahwa pada masa itu, ilmu pedang mencapai masa keemasannya dalam sejarah Tiongkok kuno bersamaaan populernya bentuk sajak tersebut.
Setelah era dinasti Song dan Yuan, master Taoisme bernama Zhang Sanfeng memperkenalkan Tai Chi. Selanjutnya semasa dinasti Ming dan Qing, telapak Bagua (8 trigram) dan Tinju Xingyi(gaya bebas) tersebar dalam komunitas kultivasi, sedangkan di kalangan rakyat juga muncul dan berkembang tinju Waijia(faksi eksternal) yang gerakannya indah, lentur dan lincah , seperti gaya bunga, gaya tinju panjang, gaya tangan kosong, gaya jungkir balik, gaya cangcorang dan lain-lain, semua berupa teknik Wushu yang berbeda corak. Ilmu bela diri Shaolin yang tersohor dibagi menjadi dua aliran: Aliran Utara dan Aliran Selatan, yang membentuk karakteristik tinju selatan dan tungkai utara.
Selama proses muncul dan perkembangannya, Wushu terbagi menjadi 2 kategori:
Tinju Neijia (Faksi internal) yang menekankan pada kultivasi pribadi. Bentuknya adalah : Tai Chi, Ba Gua, Xing Yi, dll.
Tinju Waijia (Faksi eksternal) yang menekankan pada pelatihan eksternal. Mensyaratkan transformasi bertahap dari pelatihan luar dan kultivasi pribadi untuk mencapai penyatuan jiwa raga. Bentuknya berupa: Hua (gaya bunga), Pao (bedil), Hong (besar), Tinju aliran Selatan, Shaolin, Tong Bi (tangan kosong), Tanglang (cangcorang), Fanzi (jungkir balik) dan Baji (8 jurus), dll.
Tak peduli baik itu Neijia ataupun Waijia, Wushu Tiongkok kuno terdapat berbagai senjata yang dipergunakan, misalnya pisau, tombak, pedang, kapak, pengait dan garpu tusuk, yang semuanya disebut “alat-alat Wushu”.
Berbicara tentang tradisi Wushu Tiongkok, ia meliputi kultivasi karakter moral, apresiasi seni, kesehatan fisik dan ketahanan tubuh. Ia mempunyai arti mendalam pada segi teknik gerakan dan keterampilan seni. Oleh karenanya, Wushu adalah salah satu bagian penting yang diwariskan Dewa kepada manusia dalam kebudayaan luhur Tiongkok.
Sumber: http://www.zhengjian.org/zj/articles/2009/4/12/58903.html
0 comments:
Post a Comment