Menurut orang, jual beli barang antik sangat menguntungkan, oleh sebab itu tuan tanah kaya yang selalu ingin bertambah hartanya seperti Chiu Ming tergiur mendengar berita tersebut maka dia sering datang ke pasar barang antik.
Pada suatu hari, dia melihat sesuatu yang menarik di toko barang antik yang dijaga oleh seorang nenek yang setengah buta, dia melihat sebuah guci ajaib keramik yang sangat cantik dan antik lalu dia bertanya kepada nenek ini: “Guci antik dari keramik ini keluaran tahun berapa? dan berapa harga guci ajaib keramik ini?”
Nenek ini menjawab: “kamu percaya atau tidak? guci ajaib ini berumur 3 ribu tahun, dan harganya 30 juta yuan, engkau berminat membeli?” Chiu Ming dengan kaget mengeleng kepalanya berkata, “tidak!, tidak!” dalam hati dia berkata, walaupun saya menjual seluruh harta saya masih tidak sanggup membeli guci ini, dalam hatinya sangat menginginkan guci ini. Ia berpikir untuk mencuri saja guci itu. Lalu dia menunggu kesempatan ketika nenek tua membalikkan badan dan sedang sibuk melayani pengujung, dia lalu dengan cepat menyambar guci ajaib tersebut dan menyembunyikan dibalik jaketnya. Lalu dengan cepat berjalan keluar dari toko bergabung dengan keramaian orang.
Senang rasa hati Chiu Ming mendapatkan sesuatu yang didambakannya, meski dia harus mencurinya dari nenek penjual barang antik. Sambil bersiul gembira dia berjalan menuju ke rumahnya.
Tetapi entah kenapa, sejak Chiu Ming mencuri guci ajaib antik ini, barang-barang dirumahnya hilang satu persatu, pertama-tama atap diteras rumahnya hilang, lalu pohon besar didepan rumahnya tercabut dari akarnya, terakhir lembu-lembunya, dan mesin pembajak sawah juga hilang entah kemana. Akhirnya Chiu Ming menyewa seorang detektif pribadi terkenal yang bernama Raksasa Kui Ke untuk menjaga hartanya.
Raksasa Kui Ke mempunyai rambut dan jengot panjang sekali, ketika ketawa mulutnya sangat lebar, setiap orang yang melihat tampangnya akan ketakutan. Tetapi, walaupun Chiu Ming telah menyewa detektif raksasa Kui Ke, barang-barang dirumahnya masih sering hilang.
Pada suatu hari ditengah malam, ketika dia terbangun dari tidurnya Chiu Ming merasa heran karena dia dapat melihat langit penuh dengan bintang-bintang. Sambil mengucek-ngucek matanya dengan teliti dia melihat, celaka! rumahnya telah hilang, perabotnya telah hilang, tempat tidurnya telah hilang, lantai dirumahnya juga telah hilang, semuanya telah hilang, hanya tinggal guci ajaib antik yang berada dalam pelukannya, dia terbaring dilantai tanah yang dingin dan disebelahnya dia melihat raksasa Kui Ke tidur dengan nyenyak.
Chiu Ming dengan marah berteriak kepada Kui Ke: “engkau sungguh tidak berguna, saya curiga engkau yang mencuri harta benda saya! dengar baik-baik, saya memerintahkan kamu dalam tempo 3 hari engkau harus dapat menangkap pencuri yang mencuri harta benda saya !”
Pada malam hari raksasa Kui Ke pura-pura tidur, dia mengintip dari celah-celah matanya yang pura-pura ditutupi, dengan diam-diam terlihat olehnya sesosok makhluk menyerupai jin keluar dari kepulan asap menuju ketempatnya, jin ini mengelilinginya memperhatikan Kui Ke, Kui Ke bermaksud menjulurkan tangannya menangkap jin tersebut, tetapi tiba-tiba dia merasakan tenggorok sangat gatal “Ehem!” dia terbatuk membuat jin lari ketakutan, Kui Ke dengan cepat mengejar dia melihat jin tersebut lari ke guci antik yang berada dalam pelukan Chiu Ming, dan menghilang dalam sekejab mata.
Kui Ke dengan gembira berteriak: “saya telah menangkap pencurinya! engkau sudah tidak dapat lari!” Kui Ke menerkam ke guci ajaib dengan tangannya berusaha mengambil guci ajaib dari pelukan Chiu Ming, dengan terkejut Chiu Ming terbangun dari tidurnya, melihat Kui Ke hendak merebut guci ajaibnya dengan sekuat tenaga dia mempertahankannya dan berteriak marah kepada Kui Ke : “engkau sungguh pengkhianat, saya menggaji engkau menangkap pencuri tetapi engkau sendiri yang menjadi pencuri hendak mencuri barang saya, saya harus memenjarakan kamu….“
Dengan terkejut Kui Ke berkata menjelaskan kejadiannya, dia meminta maaf kepada Chiu Ming, tentu saja Chiu Ming tidak percaya kepadanya dan dengan marah berkata : “He..hantu baru bisa percaya kepada anda! mana mungkin pencuri itu masuk kedalam guci ajaib ini ! awas kamu kalau dalam tempo tiga hari tidak dapat menangkap pencuri itu saya akan memenjarakan engkau!”
Pada keesokan paginya, Kui Ke berjalan dengan sedih menundukkan kepalanya, tiba-tiba disebuah toko yang dijaga seorang tua dia melihat sebuah guci ajaib antik yang persis dengan kepunyaan majikannya Chiu Ming. Lalu dia berjalan masuk kedalam toko dan bertanya kepada orang tua: “nenek, guci ajaib ini barang antik?” dengan tersenyum orang tua ini menjawab: “bukan! ini bukan barang antik! cuma bentuknya yang sama dengan barang antik.”
Dalam hati Kui Ke merasa sangat senang, dengan cepat dia mengeluarkan uang dari kantongnya, membeli guci ini. Dia pulang ketempat Chiu Ming dan mengambil guci ajaib asli dan menyembunyikannya disuatu tempat, lalu dia berkata kepada Chiu Ming: “mulai saat ini, didalam peternakan anda tidak akan muncul pencuri lagi. Tugas saya sudah selesai, saya mau pamit kepada anda.”
Kui Ke lalu pergi meninggalkan peternakan, tinggal disebuah tempat yang sepi. Dia berpikir: “ditempat ini tidak ada rumah yang lain, jika jin dalam guci ajaib keluar juga tidak dapat mencuri, dan tidak dapat berbuat jahat terhadap orang lain.”
Dari dahan-dahan dan daun-daun pohon Kui Ke mendirikan sebuah gubuk untuk tempat berteduh. Tetapi sebuah kejadian aneh terjadi, pada keesokan harinya ketika Kui Ke bangun dari tidur, dan membuka matanya dia menjadi terkejut karena gubuknya telah hilang dan dia tertidur disebuah rumah besar yang cantik, terisi dengan perobat yang cantik-cantik. Kui Ke dengan teliti melihat rumah dan sekelilingnya dia merasa rumah ini dan seluruh perabotnya mirip kepunyaan seseorang. Dengan kaget dia menyadari bahwa rumah dan perabotnya bukankah milik majikannya Chiu Ming? bagaimana semua barang ini bisa berada disini? dia keluar dari rumahnya memperhatikan keadaan disekeliling halaman rumahnya, pemandangan dihadapannya membuat dia sangat terkejut, karena dia melihat padang rumput, pohon dan tempat sunyinya telah hilang, disekeliling rumahnya sekarang terdapat ladang yang subur dan tumbuh pohon-pohon besar, keadaan ini sama dengan peternakan milik Chiu Ming.
Dengan segera Kui Ke sadar, dia segera lari ke guci ajaib keramik dan berkata :
“Semua ini bukan milik saya, ini milik Chiu Ming! kembalikan semua kepada Chiu Ming! kalian memang pencuri …..”
Penutup diatas guci ajaib yang tidak dapat dibuka oleh siapapun pada saat ini dengan perlahan-lahan terbuka. Diantara kepulan asap dari guci ajaib itu keluar enam jin, ke enam jin tersebut semua berperawakan gemuk dan mereka mempunyai paras bundar dan murah tersenyum. Salah satu dari jin tersebut yang paling kecil dan mempunyai hitung yang tinggi berkata dengan suara lembut: “tidak, engkau salah berbicara, engkau yang bodoh! yang benar-benar pencuri bukan kami, tetapi Chiu Ming! guci ajaib ini juga dia curi dari seorang nenek setengah buta! rumah ini, ladang dan peternakan ini juga dia dapat dari penghasilannya sebagai pencuri, semua ini tidak seharusnya menjadi milik dia!”
Pada suatu hari secara kebetulan Chiu Ming berjalan melewati peternakan Kui Ke, dia sangat terkejut, tempat ini segala sesuatunya mirip kepunyaannya yang hilang!
Dia segera kembali kerumahnya, mengambil sebuah meriam dan bom Molotov, untuk menyerang peternakan Kui Ke. Pada saat itu Kui Ke sedang memanen gandum di ladang, Meriam Chiu Ming langsung ditujukan ke ladang gandum, ladang gandum, rumah, pohon-pohon besar, jenggot dan baju Kui Ke segera terbakar!
Pada saat ini, tutup guci ajaib terbuka, dari dalam keluar enam jin-jin yang langsung berubah menjadi enam gumpalan awan naik keatas langit, diatas langit dengan perlahan-lahan berubah menjadi awan yang besar dan gelap. Dengan segera awan gelap tersebut berubah menjadi hujan deras yang menyirami ladang, pohon–pohon besar dan rumah Kui Ke, api segera padam.
Walaupun api dapat segera dipadamkan tetapi seluruh peternakan telah terbakar habis dan keadaan sekelilingnya berubah kembali menjadi padang rumput, melihat kejadiaan ini Chiu Ming luar biasa terkejut sehingga menjadi gila dan dia tertawa terus tidak dapat berhenti. Itulah hukuman baginya
Akhirnya Kui Ke, atas petunjuk jin-jin dalam guci mengembalikan guci ini kepada nenek setengah buta tersebut dan Kui Ke sendiri pergi meninggalkan tempat ini.
Makna dari kisah ini adalah jangan mengambil yang bukan haknya, jangan dikuasai oleh perasaan, iri dengki, tamak dan serakah. Karena dapat merugikan diri sendiri. Salah dan benar pasti ada balasannya. (erabaru.or.id)*
Pada suatu hari, dia melihat sesuatu yang menarik di toko barang antik yang dijaga oleh seorang nenek yang setengah buta, dia melihat sebuah guci ajaib keramik yang sangat cantik dan antik lalu dia bertanya kepada nenek ini: “Guci antik dari keramik ini keluaran tahun berapa? dan berapa harga guci ajaib keramik ini?”
Nenek ini menjawab: “kamu percaya atau tidak? guci ajaib ini berumur 3 ribu tahun, dan harganya 30 juta yuan, engkau berminat membeli?” Chiu Ming dengan kaget mengeleng kepalanya berkata, “tidak!, tidak!” dalam hati dia berkata, walaupun saya menjual seluruh harta saya masih tidak sanggup membeli guci ini, dalam hatinya sangat menginginkan guci ini. Ia berpikir untuk mencuri saja guci itu. Lalu dia menunggu kesempatan ketika nenek tua membalikkan badan dan sedang sibuk melayani pengujung, dia lalu dengan cepat menyambar guci ajaib tersebut dan menyembunyikan dibalik jaketnya. Lalu dengan cepat berjalan keluar dari toko bergabung dengan keramaian orang.
Senang rasa hati Chiu Ming mendapatkan sesuatu yang didambakannya, meski dia harus mencurinya dari nenek penjual barang antik. Sambil bersiul gembira dia berjalan menuju ke rumahnya.
Tetapi entah kenapa, sejak Chiu Ming mencuri guci ajaib antik ini, barang-barang dirumahnya hilang satu persatu, pertama-tama atap diteras rumahnya hilang, lalu pohon besar didepan rumahnya tercabut dari akarnya, terakhir lembu-lembunya, dan mesin pembajak sawah juga hilang entah kemana. Akhirnya Chiu Ming menyewa seorang detektif pribadi terkenal yang bernama Raksasa Kui Ke untuk menjaga hartanya.
Raksasa Kui Ke mempunyai rambut dan jengot panjang sekali, ketika ketawa mulutnya sangat lebar, setiap orang yang melihat tampangnya akan ketakutan. Tetapi, walaupun Chiu Ming telah menyewa detektif raksasa Kui Ke, barang-barang dirumahnya masih sering hilang.
Pada suatu hari ditengah malam, ketika dia terbangun dari tidurnya Chiu Ming merasa heran karena dia dapat melihat langit penuh dengan bintang-bintang. Sambil mengucek-ngucek matanya dengan teliti dia melihat, celaka! rumahnya telah hilang, perabotnya telah hilang, tempat tidurnya telah hilang, lantai dirumahnya juga telah hilang, semuanya telah hilang, hanya tinggal guci ajaib antik yang berada dalam pelukannya, dia terbaring dilantai tanah yang dingin dan disebelahnya dia melihat raksasa Kui Ke tidur dengan nyenyak.
Chiu Ming dengan marah berteriak kepada Kui Ke: “engkau sungguh tidak berguna, saya curiga engkau yang mencuri harta benda saya! dengar baik-baik, saya memerintahkan kamu dalam tempo 3 hari engkau harus dapat menangkap pencuri yang mencuri harta benda saya !”
Pada malam hari raksasa Kui Ke pura-pura tidur, dia mengintip dari celah-celah matanya yang pura-pura ditutupi, dengan diam-diam terlihat olehnya sesosok makhluk menyerupai jin keluar dari kepulan asap menuju ketempatnya, jin ini mengelilinginya memperhatikan Kui Ke, Kui Ke bermaksud menjulurkan tangannya menangkap jin tersebut, tetapi tiba-tiba dia merasakan tenggorok sangat gatal “Ehem!” dia terbatuk membuat jin lari ketakutan, Kui Ke dengan cepat mengejar dia melihat jin tersebut lari ke guci antik yang berada dalam pelukan Chiu Ming, dan menghilang dalam sekejab mata.
Kui Ke dengan gembira berteriak: “saya telah menangkap pencurinya! engkau sudah tidak dapat lari!” Kui Ke menerkam ke guci ajaib dengan tangannya berusaha mengambil guci ajaib dari pelukan Chiu Ming, dengan terkejut Chiu Ming terbangun dari tidurnya, melihat Kui Ke hendak merebut guci ajaibnya dengan sekuat tenaga dia mempertahankannya dan berteriak marah kepada Kui Ke : “engkau sungguh pengkhianat, saya menggaji engkau menangkap pencuri tetapi engkau sendiri yang menjadi pencuri hendak mencuri barang saya, saya harus memenjarakan kamu….“
Dengan terkejut Kui Ke berkata menjelaskan kejadiannya, dia meminta maaf kepada Chiu Ming, tentu saja Chiu Ming tidak percaya kepadanya dan dengan marah berkata : “He..hantu baru bisa percaya kepada anda! mana mungkin pencuri itu masuk kedalam guci ajaib ini ! awas kamu kalau dalam tempo tiga hari tidak dapat menangkap pencuri itu saya akan memenjarakan engkau!”
Pada keesokan paginya, Kui Ke berjalan dengan sedih menundukkan kepalanya, tiba-tiba disebuah toko yang dijaga seorang tua dia melihat sebuah guci ajaib antik yang persis dengan kepunyaan majikannya Chiu Ming. Lalu dia berjalan masuk kedalam toko dan bertanya kepada orang tua: “nenek, guci ajaib ini barang antik?” dengan tersenyum orang tua ini menjawab: “bukan! ini bukan barang antik! cuma bentuknya yang sama dengan barang antik.”
Dalam hati Kui Ke merasa sangat senang, dengan cepat dia mengeluarkan uang dari kantongnya, membeli guci ini. Dia pulang ketempat Chiu Ming dan mengambil guci ajaib asli dan menyembunyikannya disuatu tempat, lalu dia berkata kepada Chiu Ming: “mulai saat ini, didalam peternakan anda tidak akan muncul pencuri lagi. Tugas saya sudah selesai, saya mau pamit kepada anda.”
Kui Ke lalu pergi meninggalkan peternakan, tinggal disebuah tempat yang sepi. Dia berpikir: “ditempat ini tidak ada rumah yang lain, jika jin dalam guci ajaib keluar juga tidak dapat mencuri, dan tidak dapat berbuat jahat terhadap orang lain.”
Dari dahan-dahan dan daun-daun pohon Kui Ke mendirikan sebuah gubuk untuk tempat berteduh. Tetapi sebuah kejadian aneh terjadi, pada keesokan harinya ketika Kui Ke bangun dari tidur, dan membuka matanya dia menjadi terkejut karena gubuknya telah hilang dan dia tertidur disebuah rumah besar yang cantik, terisi dengan perobat yang cantik-cantik. Kui Ke dengan teliti melihat rumah dan sekelilingnya dia merasa rumah ini dan seluruh perabotnya mirip kepunyaan seseorang. Dengan kaget dia menyadari bahwa rumah dan perabotnya bukankah milik majikannya Chiu Ming? bagaimana semua barang ini bisa berada disini? dia keluar dari rumahnya memperhatikan keadaan disekeliling halaman rumahnya, pemandangan dihadapannya membuat dia sangat terkejut, karena dia melihat padang rumput, pohon dan tempat sunyinya telah hilang, disekeliling rumahnya sekarang terdapat ladang yang subur dan tumbuh pohon-pohon besar, keadaan ini sama dengan peternakan milik Chiu Ming.
Dengan segera Kui Ke sadar, dia segera lari ke guci ajaib keramik dan berkata :
“Semua ini bukan milik saya, ini milik Chiu Ming! kembalikan semua kepada Chiu Ming! kalian memang pencuri …..”
Penutup diatas guci ajaib yang tidak dapat dibuka oleh siapapun pada saat ini dengan perlahan-lahan terbuka. Diantara kepulan asap dari guci ajaib itu keluar enam jin, ke enam jin tersebut semua berperawakan gemuk dan mereka mempunyai paras bundar dan murah tersenyum. Salah satu dari jin tersebut yang paling kecil dan mempunyai hitung yang tinggi berkata dengan suara lembut: “tidak, engkau salah berbicara, engkau yang bodoh! yang benar-benar pencuri bukan kami, tetapi Chiu Ming! guci ajaib ini juga dia curi dari seorang nenek setengah buta! rumah ini, ladang dan peternakan ini juga dia dapat dari penghasilannya sebagai pencuri, semua ini tidak seharusnya menjadi milik dia!”
Pada suatu hari secara kebetulan Chiu Ming berjalan melewati peternakan Kui Ke, dia sangat terkejut, tempat ini segala sesuatunya mirip kepunyaannya yang hilang!
Dia segera kembali kerumahnya, mengambil sebuah meriam dan bom Molotov, untuk menyerang peternakan Kui Ke. Pada saat itu Kui Ke sedang memanen gandum di ladang, Meriam Chiu Ming langsung ditujukan ke ladang gandum, ladang gandum, rumah, pohon-pohon besar, jenggot dan baju Kui Ke segera terbakar!
Pada saat ini, tutup guci ajaib terbuka, dari dalam keluar enam jin-jin yang langsung berubah menjadi enam gumpalan awan naik keatas langit, diatas langit dengan perlahan-lahan berubah menjadi awan yang besar dan gelap. Dengan segera awan gelap tersebut berubah menjadi hujan deras yang menyirami ladang, pohon–pohon besar dan rumah Kui Ke, api segera padam.
Walaupun api dapat segera dipadamkan tetapi seluruh peternakan telah terbakar habis dan keadaan sekelilingnya berubah kembali menjadi padang rumput, melihat kejadiaan ini Chiu Ming luar biasa terkejut sehingga menjadi gila dan dia tertawa terus tidak dapat berhenti. Itulah hukuman baginya
Akhirnya Kui Ke, atas petunjuk jin-jin dalam guci mengembalikan guci ini kepada nenek setengah buta tersebut dan Kui Ke sendiri pergi meninggalkan tempat ini.
Makna dari kisah ini adalah jangan mengambil yang bukan haknya, jangan dikuasai oleh perasaan, iri dengki, tamak dan serakah. Karena dapat merugikan diri sendiri. Salah dan benar pasti ada balasannya. (erabaru.or.id)*
0 comments:
Post a Comment