Amitofo, teman-teman, adik-adik dan anak anakku yang manis, kita semua percaya tidak dengan hukum sebab dan akibat, tentu percaya 'kan, nah mulai dari sini kita perhatikan, sebabnya apa sehingga timbul kebencian, periksa dan renungkan, kita manusia ini punya penyakit, kalau sedang jatuh cinta dan mabuk kepayang kotoran kambing dibilang coklat, waduh dunia milik kita berdua deh, orang lain cuma numpang, begitu keluar sifat , kilesa(kekotoran batin) masing-masing, ingin saling menguasai nah ini baru permulaan,
keinginan tidak tercapai muncul penderitaan, segala sesuatu ini terus berproses, berubah, bisa tidak menerima perubahan ini, begitu sang aku kita muncul , yang kita bilang harga diri, dsbnya timbul rasa tidak suka, tidak puas, semuanya ini masuk kedalam Alayavijnana (gudang kesadaran ) , sampai di Alayavijnana peristiwa ini berkembang terus, semakin sering ketemu terlihat tingkah lakunya , dengar suaranya (kata-katanya) semakin kita tidak suka, ia berkembang menjadi benci, ia berkembang lagi menjadi dendam, terus kita bilang deh sampai mati aku tidak akan lupa apa yang kamu lakukan terhadap aku, nah ini hati hati, peristiwa ini tersimpan di alayavijana sebagai bad memori kita, yang akan kita bawa sampai kita mati, kalau di dalam alayavijnana isinya kebencian semua, rasa penasaran terus , setelah kita meninggal , tahu tidak kita masuk ke alam apa ? karena itu sebabnya yang harus kita perbaiki, jangan hanya akibatnya yang kita lihat dan selalu kita menyalahkan orang lain, tapi sebabnya pasti ada peranan kita disitu, kalau ini sudah kita mengerti langkah ke dua kita jalankan, kebencian yang sudah tertanam di alayavijnana kita jangan diberi pupuk lagi (loba dosa dan moha), kita bonsai , sirami dengan kesadaran Buddha maitri, karuna mudita , upeksha, nah ini perlu Sraddha(keyakinan), bangkitkan kemauan untuk belajar menumbuhkannya secara terus menerus, perlu ksanti (kesabaran yang penuh dengan pengertian), perlu pengorbanan dan hayati dalam kehidupan sehari-hari, memori yang menimbulkan kebencian tetap ada , tapi lama kelamaan ia tidak berfungsi lagi, meskipun ia tetap akan ada, kalau kita pelihara terus di kelahiran yang akan datang orang yang kita benci akan menjadi Yen Cing Cai Cu (hutang karma lalu) dan kita tidak bisa menghindar karena kita yang buat sendiri.
langkah ke tiga, kita harus punya pandangan "semuanya adalah guru kita" baik yang buruk maupun yang baik, yang buruk jangan kita tiru, ia jahat kita juga jahat kalau begini apa bedanya kita dengan ia.
langkah ke empat , :Membangkitkan 7 kondisi batin untuk bertobat :
1. Membangkitkan rasa malu .
2.Membangkitkan rasa takut .
3.jauhi situasi dan kondisi yang bisa membawa kemerosotan.
4.membangkitkan kesadaran Buddha (bodhicitta, Maitri, karuna , mudita dan Upeksha).
5.adanya keseimbangan batin (tidak memilih-milih, semua adanya sama).
6.ingat membalas budi pada Buddha.
7.dosa pada dasarnya tanpa inti, ada kalau dibuat, tidak ada kalau tidak dibuat.
hukum karma itu sangat adil, apa yang kita buat apa yang akan kita dapat.
selamat melatihnya pasti berhasil.
salam kasih dalam dharma
Virya Guna
langkah ke tiga, kita harus punya pandangan "semuanya adalah guru kita" baik yang buruk maupun yang baik, yang buruk jangan kita tiru, ia jahat kita juga jahat kalau begini apa bedanya kita dengan ia.
langkah ke empat , :Membangkitkan 7 kondisi batin untuk bertobat :
1. Membangkitkan rasa malu .
2.Membangkitkan rasa takut .
3.jauhi situasi dan kondisi yang bisa membawa kemerosotan.
4.membangkitkan kesadaran Buddha (bodhicitta, Maitri, karuna , mudita dan Upeksha).
5.adanya keseimbangan batin (tidak memilih-milih, semua adanya sama).
6.ingat membalas budi pada Buddha.
7.dosa pada dasarnya tanpa inti, ada kalau dibuat, tidak ada kalau tidak dibuat.
hukum karma itu sangat adil, apa yang kita buat apa yang akan kita dapat.
selamat melatihnya pasti berhasil.
salam kasih dalam dharma
Virya Guna
0 comments:
Post a Comment