Kesehatan begitu penting dan berharga dalam kehidupan ini. Meskipun orang memiliki harta berlimpah, apabila dia sakit, maka harta tersebut tidak dapat membuat dia bahagia. Dia tidak bisa membayar orang lain untuk menggantikan sakitnya. Meskipun dia memiliki kedudukan yang tinggi, bawahan yang jumlahnya tidak terbatas, kalau dia sakit, kedudukan tersebut tidak dapat membuat dia bahagia. Meskipun dia berdiam di tempat tinggal seperti istana, kalau dia sakit, tempat tinggal tersebut tidak dapat memberikan kenyamanan. Meskipun ia memiliki banyak makaan enak dan berlimpah, kalau dia sakit, makanan tersebut tidak dapat membawa kebahagiaan. Oleh karena itu, betapa berbahagianya orang sehat.
Namun masih banyak orang tidak menghargai dan menjaga kesehatan sendiri. Pada saat sehat orang tidak pernah memikirkan bagaimana menjaga kesehatan secara optimal. Ada kecenderungan mereka hidup dengan gaya hidup yang tidak sehat, makanan yang tidak sesuai dan tidak boleh dikonsumsi, mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan, makan dan minum tidak terjaga, tidak menyediakan istirahat yang cukup, terlalu memaksakan kerjaan serta tidak berolahraga.
Meskipun hasil dari aktivitas tersebut, dia menjadi orang yang kaya, memiliki kedudukan yang tinggi, dihormati dimana-mana, pada saat dia mengalami sakit, apalagi sakit yang parah. Terlalu mahal kesehatan harus dikorbankan untuk hal tersebut. Pada saat keadaan tersebut terjadi kita tidak bisa mengubahnya. Semuanya telah terlambat
Ada beberapa kitab yang menegaskan betapa berharganya kesehatan tersebut, seperti : dapat kita temukan pada 18 prinsip Buddha Amitabha, salah satu dari prinsip tersebut, menyebutkan : Kesehatan merupakan Harta yang paling berharga. Sementara itu pada Dhammapada XV : 205, kita dapat menemukan pula, “Kesehatan merupakan keuntungan terbesar, merasa puas adalah kekayaan yang paling berharga, dipercaya adalah sanak keluarga yang baik, Nibbbana adalah kebahagiaan tertinggi.
Berbicara mengenai kesehatan manusia, kita tidak dapat melepaskan tentang pembentukan manusia. Dalam Dharma manusia terbentuk dari 2 (dua) unsur, yaitu :
- Unsur fisik terdiri dari : padat, cair, panas dan udara
- Unsur Batin terdiri dari : pikiran, perasaan, pencerapan, kesadaran dan keinginan
Sehingga dari unsur tersebut, kemungkinan sakit yang dialami oleh seseorang dapat terjadi dari beberapa sebab, antara lain :
1. Terganggu bekerjanya unsur fisik.
Penanganan terhadap hal ini dibutuhkan tenaga medis dan pemakaian oat-obatan. Seperti orang terjangkit jamur ditubuhnya dan penyakit fisik lainya. Orang tersebut tidak dapat berpasrah diri pada agama atau kepercayaan yang dianutnya. Menyerahkan kesembuhan penyakit pada keajaiban semata. Orang memiliki keyakinan pada agama dan kepercayaan merupakan hak baik, tetapi kepercayaan secara membuta akan membawa kerugian bagi diri sendiri. Sehingga kita perlu menyikapi sesuatu yang terjadi secara bijaksana.
2. Terganggu bekerjanya unsur batin, penanganan terhadap hal ini dibutuhkan tenaga spiritual. Seperti orang yang lagi mengalami kesusahan, dia ditinggali selama-lamanya oleh orang yang sangat dia cintai atau kasihi. Penampakan fisik orang tersebut lelah dan terlihat sakit. Orang tersebut tidak dapat diberi hanya obat-obatan penenang. Masalah yang terjadi pada dirinya tidak akan selesai. Akar masalahnya adalah ketidaksiapan berpisah dengan orang –orang yang dia kasihi dan cintai. Di sini dibutukan nasehat spiritual agar orang tersebut dapat tercerahkan.
dan/ atau
3. Terganggu bekerjanya unsur fisik dan batin, penanganan terhadap hal ini selain tenaga medis diperlukan pula penanganan spiritual. Banyak kita jumpai penyakit batin yang diderita seseorang ikut mepengaruhi pula kesehatan fisiknya sehingga fisiknya ikut sakit.
Dalam Anggutara nikaya disebutkan ada 3 (tiga) macam penyakit dan akibatnya :
Pertama, Ada orang sakit tidak perduli apakah dia memperoleh gizi yang sesuai, obat yang tepat dan perawatan yang memadai atau tidak, dia tidak akan sembuh dari penyakitnya.
Kedua, Ada orang sakit tidak perduli apakah dia memperoleh semua itu atau tidak, dia akan sembuh dari penyakitnya.
Ketiga, ada orang sakit yang akan sembuh dari penyakitnya apabila dia memperoleh gizi yang sesuai, obat yang tepat dan perawatan yang memadai , dia tidak akan sembuh kalau dia tidak memperolehnya.
Bagaimana agar kita tetap dapat menjaga kesehatan ?
Dalam Anggutara nikaya disebutkan ada 5 (lima) kiat agar kita selalu sehat, yaitu :
1. Mengetahui cara membuat batin menjadi tenang
Dalam Dhammapada disebutkan :“Pikiran mendahului semua kondisi batin, pikiran adalah pemimpin, segalanya diciptakan oleh pikiran. Apabila dengan pikiran yang bersih/ suci seseorang berbicara atau berbuat dengan jasmani, maka kebahagiaan akan mengikuti si pelaku karenanya, seperti bayangan yang tidak pernah meninggalkan tubuh seseorang.
Kita bisa melihat betapa besar peran pikiran dalam kehidupan ini. Apa yang kita pikirkan menentukan hasil perbuatan yang akan kita petik. Seperti pada Samyutta Nikaya disebutkan :
“Sesuai dengan biji benih yang ditabur demikian pun hasilnya, pembuat kebajikan akan menerima kebajikan, pembuat kejahatan akan menerima kejahatan, tertaburlah biji oleh benih dan engkau pula yang menerima hasilnya..”
2. Mengetahui barang yang dibutuhkan
Penekanan point ini kita bertanggung jawab terhadap kebutuhan hidup dan bijaksana dalam memilih kebutuhan tersebut.
3. Mengendalikan makanan
Bertambahnya usia mempengaruhi pula cara bekerjanya sel-sel dalam tubuh kita. Orang tidak boleh memungkiri kenyataan yang ada bahwa semakin tua orang tersebut semakin lemah dan rentan terhadap penyakit. Pada masih muda memang dibutuhkan makanan dengan kadar protein dan lemah terkadang tinggi. Tetapi hal ini tidak berlaku dengan bertambahnya usia seseorang. Oleh karena itu kita perlu membatasi dan memilah-milah makanan sesuai dengan usia dan kekuatan fisik.
Orang harus bijaksana dan mengetahui diri sendiri terhadap kekuatan fisik dan penyakit yang dianutnya. Rasa enak pada makanan adalah relatif sifatnya. Seperti orang tertentu menyebutkan makanan yang mengandung unsur gula dan manis adalah makanan yang enak. Tetapi bagi para penderita gula/ diabetes, makanan tersebut bukan hanya tidak enak untuk dirinya tetapi dapat memperparah penyakit yang dideritanya.
4. Mengatur waktu
Apabila kita perhatikan cara bekerjanya mesin tertentu, mesin pun tidak dapat diporsi melebihi kapasitasnya. Mesin perlu dirawat dan digantikan kompone-komponen tertentu setiap waktu karena akan mempengaruhi keawetan dan cara bekerjanya. Begitu pun dengan tubuh kita meskipun kerja organ tertentu tidak berhenti. Tetapi kita tidak dapat memporsi melebihi batas maksimal. Kita memerlukan nutrisi dan istirahat yang cukup agar sel-sel yang rusak dapat diperbaiki dan diganti dengan sel-sel yang baru.
5. Mengendalikan Panca Indera
Panca indera merupakan jendela untuk berhubungan dengan dunia luar. Dengan adanya panca indera kita bisa mencerap dan mempunyai kesan terhadap apa yang kita alami. Bekerjanya panca indera ini haruslah seimbang dengan batas kemampuan dan kebiasaan yang ada. Seperti orang yang sangat gemar memainkan play sation atau games yang lainya. Apabila mereka mengikuti hobbynya tersebut tanpa ada waktu istirahat. Hal ini akan mempengaruhi kesehatannya, seperti mata berkurang daya bekerja, makan yang tidak cukup dan tepat waktu akan mengganggu kesehatan pencernaan dan lambung, tidak ada gerak tubuh tertentu akan mempengaruhi bekerjanya organ lainya.
Upaya lain untuk menjaga kesehatan adalah menghindari dari perbuatan pembunhan maupun penganiyayaan pada makhluk lain. Dalam Dasa kusala karma tentang perbuatan menghindari dari pembunuhan disebutkan :
Mereka menghindari pembunuhan, mereka menjauhi senjata dan permusuhan, mereka memiliki hati nurani, simpati, belas kasih, kepada semua makhluk, mengharapkan kesejahteraan mereka. Mereka tidak merugikan makhluk hidup bahkan dalam pikiran mereka, apalagi menganiaya secara fisik.
Dalam karma suatu perbuatan yang dilakukan memliki hasil perbuatan, berupa :
1. Alam kehidupan
Apabila orang melakukan kebaikan maka akan terlahir di alam dewa atau sebagai manusia dengan kondisi yang baik. Sebaliknya apabila kejahatan yang dilakukan maka akan terlahir di alam neraka atau sebagai manusia dengan kondisi yang kekurangan
2. Pengaruh serupa
Menikmati hidup yang panjang dan kesehatan yang baik
3. Lingkungan kehidupan
Makanan berlimpah untuk jangka waktu lama dan kesehatan yang baik. Makanan berlimpah dan bergizi dan tersedia obat-obatan yang manjur
Dalam tradisi Utara. Orang-orang sering memanjatkan Mantra Buddha Bhaisajyaguru, yaitu : Namo Bhagavate Bhaishajyaguru Vaidurya Prabha – Rajaya Tathagataya Arhate Samyak – Sambuddhaya Tadyatha
OM BHAISHAJYE BHAISHAJYE BHAISHAJYA – SAMUDGATE SVAHA
Mantra ini diyakini memiliki kekuatan penyembuhan. Hal ini didasarkan pada tekad dari Buddha Bhaishajya guru terhadap makhluk-makhluk yang mengalami penderitaan, salah satunya adalah penyakit. Agar upaya penyembuhan dapat berjalan maksimaldalam sutra tersebut diuraikan ada beberapa hal yang perlu untuk dilaksanakan, seperti :
- membuat altar Buddha dan memberikan persembahan
- Melafalkan mantra pengobatan dengan pikiran terpusat
- Menjalankan Athasila selama 7 (tujuh) hari
- Melakukan pelepasan satwa
- Mengembangkan Brahma Vihara
Apabila kita lihat secara mendalam uraian tersebut di atas, di sini tampak ada upaya melakukan perbuatan baik yang maksimal. Orang tidak dapat lepas dari perbuatan negatif/ karma negatif, tetapi orang dapat mengurangi efek negatif dan menetralisir dengan melakukan perbuatan baik yang lebih besar lagi. Seperti sebuah gelas yang terisi tinta, maka air yang ada didalamnya menjadi hitam. Agar warna hitam menjadi jernih kembali, orang harus mengisi terus dengan air yang jernih sehingga lambat laun air berwarna hitam ikut menjadi jernih. Demikian pula dengan karma negatif yang ada.
Semoga pemaparan materi tersebut dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Namun masih banyak orang tidak menghargai dan menjaga kesehatan sendiri. Pada saat sehat orang tidak pernah memikirkan bagaimana menjaga kesehatan secara optimal. Ada kecenderungan mereka hidup dengan gaya hidup yang tidak sehat, makanan yang tidak sesuai dan tidak boleh dikonsumsi, mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan, makan dan minum tidak terjaga, tidak menyediakan istirahat yang cukup, terlalu memaksakan kerjaan serta tidak berolahraga.
Meskipun hasil dari aktivitas tersebut, dia menjadi orang yang kaya, memiliki kedudukan yang tinggi, dihormati dimana-mana, pada saat dia mengalami sakit, apalagi sakit yang parah. Terlalu mahal kesehatan harus dikorbankan untuk hal tersebut. Pada saat keadaan tersebut terjadi kita tidak bisa mengubahnya. Semuanya telah terlambat
Ada beberapa kitab yang menegaskan betapa berharganya kesehatan tersebut, seperti : dapat kita temukan pada 18 prinsip Buddha Amitabha, salah satu dari prinsip tersebut, menyebutkan : Kesehatan merupakan Harta yang paling berharga. Sementara itu pada Dhammapada XV : 205, kita dapat menemukan pula, “Kesehatan merupakan keuntungan terbesar, merasa puas adalah kekayaan yang paling berharga, dipercaya adalah sanak keluarga yang baik, Nibbbana adalah kebahagiaan tertinggi.
Berbicara mengenai kesehatan manusia, kita tidak dapat melepaskan tentang pembentukan manusia. Dalam Dharma manusia terbentuk dari 2 (dua) unsur, yaitu :
- Unsur fisik terdiri dari : padat, cair, panas dan udara
- Unsur Batin terdiri dari : pikiran, perasaan, pencerapan, kesadaran dan keinginan
Sehingga dari unsur tersebut, kemungkinan sakit yang dialami oleh seseorang dapat terjadi dari beberapa sebab, antara lain :
1. Terganggu bekerjanya unsur fisik.
Penanganan terhadap hal ini dibutuhkan tenaga medis dan pemakaian oat-obatan. Seperti orang terjangkit jamur ditubuhnya dan penyakit fisik lainya. Orang tersebut tidak dapat berpasrah diri pada agama atau kepercayaan yang dianutnya. Menyerahkan kesembuhan penyakit pada keajaiban semata. Orang memiliki keyakinan pada agama dan kepercayaan merupakan hak baik, tetapi kepercayaan secara membuta akan membawa kerugian bagi diri sendiri. Sehingga kita perlu menyikapi sesuatu yang terjadi secara bijaksana.
2. Terganggu bekerjanya unsur batin, penanganan terhadap hal ini dibutuhkan tenaga spiritual. Seperti orang yang lagi mengalami kesusahan, dia ditinggali selama-lamanya oleh orang yang sangat dia cintai atau kasihi. Penampakan fisik orang tersebut lelah dan terlihat sakit. Orang tersebut tidak dapat diberi hanya obat-obatan penenang. Masalah yang terjadi pada dirinya tidak akan selesai. Akar masalahnya adalah ketidaksiapan berpisah dengan orang –orang yang dia kasihi dan cintai. Di sini dibutukan nasehat spiritual agar orang tersebut dapat tercerahkan.
dan/ atau
3. Terganggu bekerjanya unsur fisik dan batin, penanganan terhadap hal ini selain tenaga medis diperlukan pula penanganan spiritual. Banyak kita jumpai penyakit batin yang diderita seseorang ikut mepengaruhi pula kesehatan fisiknya sehingga fisiknya ikut sakit.
Dalam Anggutara nikaya disebutkan ada 3 (tiga) macam penyakit dan akibatnya :
Pertama, Ada orang sakit tidak perduli apakah dia memperoleh gizi yang sesuai, obat yang tepat dan perawatan yang memadai atau tidak, dia tidak akan sembuh dari penyakitnya.
Kedua, Ada orang sakit tidak perduli apakah dia memperoleh semua itu atau tidak, dia akan sembuh dari penyakitnya.
Ketiga, ada orang sakit yang akan sembuh dari penyakitnya apabila dia memperoleh gizi yang sesuai, obat yang tepat dan perawatan yang memadai , dia tidak akan sembuh kalau dia tidak memperolehnya.
Bagaimana agar kita tetap dapat menjaga kesehatan ?
Dalam Anggutara nikaya disebutkan ada 5 (lima) kiat agar kita selalu sehat, yaitu :
1. Mengetahui cara membuat batin menjadi tenang
Dalam Dhammapada disebutkan :“Pikiran mendahului semua kondisi batin, pikiran adalah pemimpin, segalanya diciptakan oleh pikiran. Apabila dengan pikiran yang bersih/ suci seseorang berbicara atau berbuat dengan jasmani, maka kebahagiaan akan mengikuti si pelaku karenanya, seperti bayangan yang tidak pernah meninggalkan tubuh seseorang.
Kita bisa melihat betapa besar peran pikiran dalam kehidupan ini. Apa yang kita pikirkan menentukan hasil perbuatan yang akan kita petik. Seperti pada Samyutta Nikaya disebutkan :
“Sesuai dengan biji benih yang ditabur demikian pun hasilnya, pembuat kebajikan akan menerima kebajikan, pembuat kejahatan akan menerima kejahatan, tertaburlah biji oleh benih dan engkau pula yang menerima hasilnya..”
2. Mengetahui barang yang dibutuhkan
Penekanan point ini kita bertanggung jawab terhadap kebutuhan hidup dan bijaksana dalam memilih kebutuhan tersebut.
3. Mengendalikan makanan
Bertambahnya usia mempengaruhi pula cara bekerjanya sel-sel dalam tubuh kita. Orang tidak boleh memungkiri kenyataan yang ada bahwa semakin tua orang tersebut semakin lemah dan rentan terhadap penyakit. Pada masih muda memang dibutuhkan makanan dengan kadar protein dan lemah terkadang tinggi. Tetapi hal ini tidak berlaku dengan bertambahnya usia seseorang. Oleh karena itu kita perlu membatasi dan memilah-milah makanan sesuai dengan usia dan kekuatan fisik.
Orang harus bijaksana dan mengetahui diri sendiri terhadap kekuatan fisik dan penyakit yang dianutnya. Rasa enak pada makanan adalah relatif sifatnya. Seperti orang tertentu menyebutkan makanan yang mengandung unsur gula dan manis adalah makanan yang enak. Tetapi bagi para penderita gula/ diabetes, makanan tersebut bukan hanya tidak enak untuk dirinya tetapi dapat memperparah penyakit yang dideritanya.
4. Mengatur waktu
Apabila kita perhatikan cara bekerjanya mesin tertentu, mesin pun tidak dapat diporsi melebihi kapasitasnya. Mesin perlu dirawat dan digantikan kompone-komponen tertentu setiap waktu karena akan mempengaruhi keawetan dan cara bekerjanya. Begitu pun dengan tubuh kita meskipun kerja organ tertentu tidak berhenti. Tetapi kita tidak dapat memporsi melebihi batas maksimal. Kita memerlukan nutrisi dan istirahat yang cukup agar sel-sel yang rusak dapat diperbaiki dan diganti dengan sel-sel yang baru.
5. Mengendalikan Panca Indera
Panca indera merupakan jendela untuk berhubungan dengan dunia luar. Dengan adanya panca indera kita bisa mencerap dan mempunyai kesan terhadap apa yang kita alami. Bekerjanya panca indera ini haruslah seimbang dengan batas kemampuan dan kebiasaan yang ada. Seperti orang yang sangat gemar memainkan play sation atau games yang lainya. Apabila mereka mengikuti hobbynya tersebut tanpa ada waktu istirahat. Hal ini akan mempengaruhi kesehatannya, seperti mata berkurang daya bekerja, makan yang tidak cukup dan tepat waktu akan mengganggu kesehatan pencernaan dan lambung, tidak ada gerak tubuh tertentu akan mempengaruhi bekerjanya organ lainya.
Upaya lain untuk menjaga kesehatan adalah menghindari dari perbuatan pembunhan maupun penganiyayaan pada makhluk lain. Dalam Dasa kusala karma tentang perbuatan menghindari dari pembunuhan disebutkan :
Mereka menghindari pembunuhan, mereka menjauhi senjata dan permusuhan, mereka memiliki hati nurani, simpati, belas kasih, kepada semua makhluk, mengharapkan kesejahteraan mereka. Mereka tidak merugikan makhluk hidup bahkan dalam pikiran mereka, apalagi menganiaya secara fisik.
Dalam karma suatu perbuatan yang dilakukan memliki hasil perbuatan, berupa :
1. Alam kehidupan
Apabila orang melakukan kebaikan maka akan terlahir di alam dewa atau sebagai manusia dengan kondisi yang baik. Sebaliknya apabila kejahatan yang dilakukan maka akan terlahir di alam neraka atau sebagai manusia dengan kondisi yang kekurangan
2. Pengaruh serupa
Menikmati hidup yang panjang dan kesehatan yang baik
3. Lingkungan kehidupan
Makanan berlimpah untuk jangka waktu lama dan kesehatan yang baik. Makanan berlimpah dan bergizi dan tersedia obat-obatan yang manjur
Dalam tradisi Utara. Orang-orang sering memanjatkan Mantra Buddha Bhaisajyaguru, yaitu : Namo Bhagavate Bhaishajyaguru Vaidurya Prabha – Rajaya Tathagataya Arhate Samyak – Sambuddhaya Tadyatha
OM BHAISHAJYE BHAISHAJYE BHAISHAJYA – SAMUDGATE SVAHA
Mantra ini diyakini memiliki kekuatan penyembuhan. Hal ini didasarkan pada tekad dari Buddha Bhaishajya guru terhadap makhluk-makhluk yang mengalami penderitaan, salah satunya adalah penyakit. Agar upaya penyembuhan dapat berjalan maksimaldalam sutra tersebut diuraikan ada beberapa hal yang perlu untuk dilaksanakan, seperti :
- membuat altar Buddha dan memberikan persembahan
- Melafalkan mantra pengobatan dengan pikiran terpusat
- Menjalankan Athasila selama 7 (tujuh) hari
- Melakukan pelepasan satwa
- Mengembangkan Brahma Vihara
Apabila kita lihat secara mendalam uraian tersebut di atas, di sini tampak ada upaya melakukan perbuatan baik yang maksimal. Orang tidak dapat lepas dari perbuatan negatif/ karma negatif, tetapi orang dapat mengurangi efek negatif dan menetralisir dengan melakukan perbuatan baik yang lebih besar lagi. Seperti sebuah gelas yang terisi tinta, maka air yang ada didalamnya menjadi hitam. Agar warna hitam menjadi jernih kembali, orang harus mengisi terus dengan air yang jernih sehingga lambat laun air berwarna hitam ikut menjadi jernih. Demikian pula dengan karma negatif yang ada.
Semoga pemaparan materi tersebut dapat memberi manfaat bagi kita semua.
0 comments:
Post a Comment